Langsung ke konten utama

Alergi pada Anak

Katanya kalau orang tuanya alergi, anak yang dilahirkannya kemungkinan alergi juga ya? Bener ga sih? Yup itulah yang terjadi pada saya. Parahnya lagi saya baru sadar kalau saya itu punya alergi ketika mau periksa baby saya yang bisulan di kepala. Whaatt? Manusia macam apa sendirinya alergi bisa ga tau? Hahahaaa... 
Jadi waktu umur 4 bln. Anak saya bisulan di kepala ada 3. Karena kata orang orang bisul itu ngebet saya khawatir juga sama baby Rey ini. Saya bawalah ke Hermina. N kira kira seperti ini pembicaraan saya dengan dokter
Dr : "ibu ada alergi?" Dengan polosnya saya jawab "suami saya dok yang alergi" N the doctor said "kan yang menyusui ibu, masa suami ibu. Ibu pasti ada alergi" 
Me : egh?(mikir mode on) tapi saya ga pernah gatel gatel yang sampe merah merah itu dok
Dr : Ibu sering sembelit? Me : Ya Dr : sering migrain setiap habis makan? Me : Ya, bener banget dok kalau itu saya perhatikan karena memang iya saya sering sakit kepala setiap habis makan.
Dr : Nah itu! Begini ya bu, Jadi ciri alergi bukan cuma gatal gatal. Seperti tadi itu, migrain, sembelit, termasuk bisul itu.
Singkat cerita dari situ dan sejak itulah saya baru tau kalau saya alergi. Tapi dokter itu cuma kasih obat bisul untuk baby saya. Tidak obat alergi.

Karena dah tau alergi, saya jadi curiga dengan bintik bintik merah kecil di wajah n tangan baby saya. Kulit nya tidak mulus seperti bayi bayi lain. Sebelum nya saya beberapa kali mempertanyakan itu pada "sesepuh" di keluarga saya (tante tante saya, termasuk tetangga yang dah pengalaman punya baby) tapi mereka bilang itu biang keringet (gimana biang keringet, tidur pake AC qo bisa biang keringet), ada yang bilang tampek (dalam hati saya tapi kok ga demam) katanya nanti juga hilang.
Kali ini hati nurani saya bicara berbeda. Saya tlp Hermina n menanyakan Dr spesialis alergi anak. N alhamdulillah ternyata ada. Setelah berunding dengan suami. Saya bawa baby Rey ke Dr Isman Jafar. Dan dari situ juga saya baru tau kalau Baby Rey tidak pernah tidur malam nyenyak karena hidung nya tersumbat. Bayangin setiap malam baby Rey bisa bangun 10-12x dalam semalam. Bayangin juga gimana badan saya ga remuk saat itu. Orang yang sering bangun saat tidur malam sama buruknya dengan begadang.
Dokter Isman cuma kasih 1 obat alergi Ozen Cetirizine yang drop. Dan karena baby Rey masih ASI saya diberi list pantangan makanan buaanyak sekali, mulai dari Susu sapi dan olahan/turunannya (keju, mayonaise, yogurt,dll, saya ga bisa makan pizza dll yg ada kejunya hikcs..) kacang kacangan termasuk kedelai dan olahannya (tahu, tempe, dll), telur,  seafood of course paling utama (aneka ikan laut, udang, cumi, kepiting, kerang laut, dkk termasuk olahannya -pempek, siomay, otak otak, dll) 
Hicks.... selama 2 tahun ASI Exclusive saya "puasa makan itu semua" demi si Baby Rey (nak.. semoga engkau baca ini ketika dewasa ya nak, sehingga kamu tau pengorbanan ibu mu ini) xixixi... lebay.
Tapi benar setelah baby Rey minum Ozen n saya pantang makan makanan diatas itu, berangsur angsur kulit baby Rey menjadi mulus n lembut seperti bayi pada umumnya. N tidur nya pun ya bangun malam sewajarnya baby. 

Setelah 2th. Saya mulai coba lakukan tes provokasi eliminasi makanan. Caranya dengan makan menu yang sama sampai 5-6 hari n lihat reaksinya. Saat awal saya mulai dengan olahan kedelai. Selang 2 minggu saya lakukan lagi untuk menu berbeda (telur) dan begitu seterus nya.

Fyi, beberapa kali saya tes provokasi Rey dengan susu formula, tetap alerginya bereaksi. Alhasil sampai sekarang umur 4th Rey hanya minum susu UHT. Dan yang membuat saya lega, dari banyak literatur susu UHT jauh lebih baik dibanding susu formula. Termasuk seafood Rey belum bisa terima, sedikit sedikit tetap saya kasih tapi tidak dalam waktu berdekatan juga ngasihnya. 

Alhamdulillah sejak lahir Rey sehat, jarang sakit. Yang saya ingat selain untuk imunisasi n karena bisul itu Rey ke dokter saat lebaran di usia yang ke 2th. Dokter Isman cuti, akhirnya saya ke klinik dekat rumah. Keluhan saat itu adalah Mata Rey banyak kotoran (belek) sampai habis bangun tidur susah buka mata. Dokter anak disitu juga cuti, ada dokter umum. Okelah dokter umum. Daaan.... dokter bilang itu karena alergi. Gubrak... belakangan baru ingat, beberapa hari menjelang lebaran si Rey suka makan rengginang dari si empo (Art) which is itu mengandung terasi. Hufs...

Kemudian Rey Flu, bawa juga ke dokter n dokter bilang itu karena alergi. Jadi ya Mom.... alergi itu banyak banget wujud nya, mulai dari gatel gatel, bintik atau ruam merah, pilek, hidung tersumbat, bisul, mata belekan, sembelit, migrain, dll

So.. (dah kepanjangan cerita) kesimpulannya... kalau anak bunda ada mengalami hal seperti diatas, patut dicurigai mungkin itu alergi..
Yang perlu dilakukan ingat ingat dulu ada makan apa sebelumnya, kalau benar alergi bunda bisa lakukan tes provokasi eliminasi makanan seperti saya atau lakukan tes alergi oleh dokter. N kalau baby bunda kulit nya ga mulus, bintik bintik tapi padahal tidur pake AC jangan juga berfikir itu biang keringet, patut curiga itu alergi apalagi kalau salah satu atau ke2 ortunya ada alergi. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapan Punya Anak Lagiiii.....

Kapan punya anak lagiii? Sering ya denger pertanyaan seperti itu buat mommy mommy yang baru punya satu anak. Apalagi saaat kumpul keluarga besar terutama pas Lebaran. Hmmmm..... atau pas lagi kumpul sama temen-temen lama Hehehe... ada yang merasa risih dengan peetanyaan itu dan ada yang biasa aja, saya termasuk salah satu orang yang sering dapat pertanyaan itu walaupun kadang dengan "wujud" (pertanyaan/statemment) yang berbeda tapi intinya ya tetep sama! Dan buat saya ga masalah dapat pertanyaan itu, itu pertanyaan wajar kok. Kalo saya lagi males ngomong saya jawab sekena nya. Tapi kalau lagi pengen jelasin, ya saya jelasin panjang lebar. Tapi kalau udah denger penjelasan panjang lebar saya, ga jarang yang bilang saya terlalu idealis. Hahaha.... ya itu mah terserah lah ya orang mau menilai apa. Kan kita ga bisa paksa orang untuk sependapat dengan kita. Pasti ada pro kontra karena setiap orang punya sudut pandang berbeda. Bukan masalah besar untuk saya.  Ngomongin soal ...

The Power of EMAK EMAK....

"The power of emak emak" Semakin sering saja kita mendengar kalimat itu. Mirisnya, kalimat itu lebih sering melekat pada perilaku emak-emak yang menyalahi tata tertib atau etika. Entah beberapa kali kita melihat tata cara berkendara yang salah dari emak-emak, kemudian viral dan muncul kalimat tersebut dalam kolom komentar. Atau yang terakhir viral tentang sosok ibu-ibu yang duduk selonjoran di KRL, kalimat "the power of emak emak" pun mengkuti kejadian tsb.  Apa yang salah? Saya bukan ahli tata bahasa, jadi sebelumnya saya mohon maaf jika dalam tulisan ini saya salah. Hanya saja, saya menilai kalimat "the power of emak emak" itu lama kelamaan menjadi suatu pemakluman atas perilaku si emak-emak yang salah. Saya mengerti bahwa itu semacam kata kiasan. Tapi.. (sekali lagi ini menurut saya) efek yang ditimbulkan menjadi satu pemakluman. Untuk keterampilan berkendara, laki-laki memang lebih cekatan karena struktur otak yang berbeda dengan wanita. Tapi ...