Langsung ke konten utama

Kapan Punya Anak Lagiiii.....

Kapan punya anak lagiii? Sering ya denger pertanyaan seperti itu buat mommy mommy yang baru punya satu anak. Apalagi saaat kumpul keluarga besar terutama pas Lebaran. Hmmmm..... atau pas lagi kumpul sama temen-temen lama Hehehe... ada yang merasa risih dengan peetanyaan itu dan ada yang biasa aja, saya termasuk salah satu orang yang sering dapat pertanyaan itu walaupun kadang dengan "wujud" (pertanyaan/statemment) yang berbeda tapi intinya ya tetep sama! Dan buat saya ga masalah dapat pertanyaan itu, itu pertanyaan wajar kok.
Kalo saya lagi males ngomong saya jawab sekena nya. Tapi kalau lagi pengen jelasin, ya saya jelasin panjang lebar. Tapi kalau udah denger penjelasan panjang lebar saya, ga jarang yang bilang saya terlalu idealis. Hahaha.... ya itu mah terserah lah ya orang mau menilai apa. Kan kita ga bisa paksa orang untuk sependapat dengan kita. Pasti ada pro kontra karena setiap orang punya sudut pandang berbeda. Bukan masalah besar untuk saya. 

Ngomongin soal kapan punya anak lagi? Orang bilang banyak anak banyak rejeki. Saya sependapat, karena setiap anak punya rejeki nya masing masing. Trus muncul lagi pertanyaan lanjutan, kenapa masih belum nambah?? Naaaah... ini saya punya alasan tersendiri untuk itu dengan versi saya alias menurut cara pandang saya. 

Alasan pertama, menurut saya, yang profesi utamanya sebagai full mom. Yang mengurus n membesarkan sendiri anak saya dari lahir sampe sekarang (tanpa dibantu ibu, ibu mertua, atau tante apalagi pengasuh anak), CUKUP SATU BALITA DALAM KELUARGA. 
 Kenapa begitu? Dengan hanya ada satu anak umur 0 bulan s/d 5 th dirumah, mommy bisa maximal dalam memonitoring tumbuh kembang si anak. Mom tidak kehilangan moment-moment emas dalam masa masa golden age si anak, misal saat kata pertama yang dia ucap, saat pertama kali dia bisa melangkah, saat pertama kali si anak "marah" mami aku bisa mandi sendiri, dll. Wow... itu benar-benar moment berharga bagi seorang ibu. Mom juga bisa fokus mengajarkan hal hal baik kepada si anak seperti tentang bagaimana berperilaku yang baik, bermain dengan teman tanpa membahayakan ( seperti memukul, dll), menasehati mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dll, termasuk mengajar dalam hal akademis seperti mengenal angka, abjad, menulis, membaca, dll. Mom pun punya cukup waktu untuk belajar ilmu parenting dari berbagai bacaan. Jadi jangan kira kalau full mom itu cetek ilmu pengetahuan karena dirumah terus urusannya sama anak n dapur doank. Ga lha yaa... Trus kalau diperhatiin banget, si anak jadi manja donk? Lha... Apa yang salah dengan manja? Toh selayaknya anak mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Anak manja bukan berarti tidak mandiri lho mom... balik lagi tergantung gimana cara kita mengasuh dan mendidik.

Alasan ke dua adalah... Waktu anak umur 2th sering kan yah denger ada yang bilang "buru buru hamil lagi, biar capek (ngurus) nya sekalian. Hmmm... menurut saya egois sekali jika saya hanya memikirkan capek nya saya, sementara bagaimana dengan MENTAL SI SULUNG. Apakah ia siap punya adik atau belum. Kenapa? Menurut saya, sekali lagi ini menurut pemikiran saya lho yaa... ketika si anak belum siap punya adik, kemudian tiba-tiba "nongol" lah si adik baby ini ke dalam keluarga, saya khawatir yang muncul adalah rasa cemburu si sulung, dampaknya bisa jadi kebencian atau mungkin persaingan atau kalo pake bahasa sehari hari "nih kakak sama adek ga bisa akur, dah kaya tom n jerry" Haha... atau mungkin si kakak bisa jadi tantrum untuk mencari perhatian si orangtua.
Karena, ketika si sulung belum "puas" dapat perhatian kemudian tiba tiba datang si adik baru, mau gak mau, suka gak suka, si mommy pasti lebih sibuk ngurus si baby, waktu untuk si sulung juga berkurang walaupun mommy ga kemana mana alias keliatan sama si sulung mommy nya di rumah. 

Alasan ke tiga. Setidaknya jika menunggu si sulung usia 5th baru punya adik lagi, SI SULUNG SUDAH MULAI MANDIRI. Ditambah lagi usia 5th kebanyakan anak sudah sekolah, punya banyak teman dan mulai tidak bergantung pada mommynya. Mulai punya "kehidupan baru" bagi dirinya, dengan kemampuan sosialnya, dengan sekolahnya dengan teman-temannya, insyaallah si sulung akan lebih siap menerima adik baru.

Yang ke empaaat... Harusnya... denga rentang 5th. FINANCIAL pun TERENCANA DENGAN BAIK ya mom. terutama yang menyangkut biaya masa depan anak.

Terakhir... adalah kesiapan si orang tua sendiri baik itu dari sisi mental atau medis.

Jadi kenapa harus pusing dengan pertanyaan "KAPAN PUNYA ANAK LAGI" satai ajaa... karena tentunya setiap orang punya alasan masing-masing. N buat yang jadiin pertanyaan itu sebagai pertanyaan basa basi, atau sekedar ingin membuka percakapan, mungkin diganti kali ya pertanyaannya, misalnya jadi "gimana suka duka nya mengurus anak?" Hihiihi..







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alergi pada Anak

Katanya kalau orang tuanya alergi, anak yang dilahirkannya kemungkinan alergi juga ya? Bener ga sih? Yup itulah yang terjadi pada saya. Parahnya lagi saya baru sadar kalau saya itu punya alergi ketika mau periksa baby saya yang bisulan di kepala. Whaatt? Manusia macam apa sendirinya alergi bisa ga tau? Hahahaaa...  Jadi waktu umur 4 bln. Anak saya bisulan di kepala ada 3. Karena kata orang orang bisul itu ngebet saya khawatir juga sama baby Rey ini. Saya bawalah ke Hermina. N kira kira seperti ini pembicaraan saya dengan dokter Dr : "ibu ada alergi?" Dengan polosnya saya jawab "suami saya dok yang alergi" N the doctor said "kan yang menyusui ibu, masa suami ibu. Ibu pasti ada alergi"  Me : egh?(mikir mode on) tapi saya ga pernah gatel gatel yang sampe merah merah itu dok Dr : Ibu sering sembelit? Me : Ya Dr : sering migrain setiap habis makan? Me : Ya, bener banget dok kalau itu saya perhatikan karena memang iya saya sering sakit kepala setiap hab...

The Power of EMAK EMAK....

"The power of emak emak" Semakin sering saja kita mendengar kalimat itu. Mirisnya, kalimat itu lebih sering melekat pada perilaku emak-emak yang menyalahi tata tertib atau etika. Entah beberapa kali kita melihat tata cara berkendara yang salah dari emak-emak, kemudian viral dan muncul kalimat tersebut dalam kolom komentar. Atau yang terakhir viral tentang sosok ibu-ibu yang duduk selonjoran di KRL, kalimat "the power of emak emak" pun mengkuti kejadian tsb.  Apa yang salah? Saya bukan ahli tata bahasa, jadi sebelumnya saya mohon maaf jika dalam tulisan ini saya salah. Hanya saja, saya menilai kalimat "the power of emak emak" itu lama kelamaan menjadi suatu pemakluman atas perilaku si emak-emak yang salah. Saya mengerti bahwa itu semacam kata kiasan. Tapi.. (sekali lagi ini menurut saya) efek yang ditimbulkan menjadi satu pemakluman. Untuk keterampilan berkendara, laki-laki memang lebih cekatan karena struktur otak yang berbeda dengan wanita. Tapi ...